Kamis, 17 November 2011

Cara penyimpanan Benih padi

Padi merupakan komoditi utama sebagai makanan pokok rakyat Indonesia. Ketersediaan benih padi dan tanaman budidaya lain yang bermutu tinggi merupakan salah satu kunci keberhasilan di bidang pertanian yang dapat dicapai melalui program industri benih yang mantap. Berbagai masalah perbenihan merupakan kendala bagi keberhasilan industri benih seperti kerusakan atau kemunduran benih. Kemunduran benih merupakan suatu proses merugikan yang dialami oleh setiap jenis benih yang dapat terjadi segera setelah benih masak dan terus berlangsung selama benih mengalami proses pengolahan, pengemasan, penyimpanan dan transportasi. Proses kemunduran benih tidak dapat dihentikan namun dengan menerapkan ilmu dan teknologi yang sesuai proses kemunduran benih dapat dikendalikan sehingga berlangsung dengan lambat.
Tujuan utama penyimpanan benih yang bernilai ekonomis adalah untuk mengawetkan cadangan bahan makanan dari satu musim ke musim berikutnya. Dengan semakin berkembangnya ilmu di bidang pertanian dapat diketahui tentang syarat mempertahankan viabilitas benih dan cara penyimpanan yang tepat. Menurut Arief et al. (2004), selama penyimpanan biji-bijian atau benih dapat mengalami kerusakan atau deteriorasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju deteorasi benih dalam penyimpanan antar lain vigor awal benih, proses panen dan pasca panen, termasuk kondisi lingkungan dan lama penyimpanan.
Menurut BPSPTPH III (2000) dalam Roesmiyanto (2009), secara umum pengetahuan petani dalam teknologi budidaya padi untuk menghasilkan benih dan non-benih tidak dibedakan. Perbedaan tersebut terletak pada prinsip genetisnya, dimana aspek kemurnian genetik menentukan kelulusan dalam sertifikasi.

0 komentar:

Posting Komentar