Sabtu, 26 November 2011

ALAT DAN MESIN PANEN PADI

Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran
manusia dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) pertanian pun
tahap demi tahap berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Tuntutan
kebutuhan manusia akan pakan mendesak pemikir untuk memecahkan
masalah-masalah bagaiman meningkatkan produksi, meningkatkan produksi
kerja sesuai dengan waktu yang tersedia.
Dalam meningkatkan produksi, salah satu aspek yang harus ditekan
serendah mungkin adalah masalah kehilangan produksi diwaktu panen.
Sedangkan dalam meningkatkan kemampuan kerja adalah bagaimana
menekan waktu yang dibutuhkan dalam menanam dalam satuan luas
tertentu. Ini bertujuan agar dalam waktu yang cepat dapat memungut hasil
yang optimum dengan kehilangan produksi serendah mungkin dan efisiensi
kerja serendah mungkin.
Alat dan mesin panen terdiri dari banyak macam dan jenisnya yang
digolongkan menurut jenis tanaman dan tenaga penggerak, juga menurut cara
tradisional maupun semi-mekanis sampai yang modern. Menurut jenis
tanaman, alat dan mesin panen digolongkan untuk hasil tanaman yang
berupa biji-bijian, tebu, rumput-rumputan, kapas dan umbi-umbian.
Sedangkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian dibagi jenisnya untuk
padi, jagung, kacang-kacangan.
Akan tetapi, karena disesuaikan dengan kebutuhan, maka dalam tulisan
ini hanya akan membahas alat dan mesin panen untuk tanaman padi.
Macamdan Jenis Alat/Mesin Panen Padi
Cara pemanenan padi dapat dibagi dua macam cara, yaitu cara
tradisional dan cara mekanis. Dengan cara tradisional alat yang digunakan
adalah ani-ani atau sabit. Sedangkan macam-macam alat/mesin tersebut,
terlebih dulu mengurutkan kegiatan-kegiatan yang terjadi sejak dari panen,
kemudian pengumpulan/pengikatan, perontokan, pengeringan dan
penggilingan.
1. Alat Panen Tradisional
2. Mesin Reaper
Pemotongan
Pelemparan
Mesinnya:
Reaper
Pengumpulan
Pengikatan atau
pengarungan
Perontok dst
Pemotongan
Macam alat:
ani-ani, sabit
Pengumpulan
Pengikatan atau
pengeringan
Pem-berasan
Cara :
1.Di tumbuk
2.Mesin penggiling padi
Perontokan
Cara :
1.Di injak-injak
2.Dibanting
3.Dipukul
4.Dengan alat mesin
perontok
Pengeringan
Cara :
1.Penjemuran
2.Mesin pengeringan
gabah
Pemanen
Lepas panen
Lepas panen
3. Mesin Binder
4. Mesin mini Combine
5. Mesin Combine
Dengan memakai urutan kegiatan yang terjadi, maka jelaslah
perbedaan-perbedaan prinsip kerja dari tipe alat/mesin panen padi tersebut.
Untuk lebih jelasnya lagi selanjutnya akan dijelaskan tiap-tiap alat panen
pada pembahasan berikut ini.
Pemotongan
Pengikatan
Pelemparan
Mesinnya:
Binder
Pengumpulan
yang sudah
terikat
Perontok dst
Pemotongan, perontokan
Pembersihan dan
Pengarungan
Mesinnya : Mini Combine
Pengeringan dst
Pemotongan,
Perontokan
Pembersihan,
Penampungan dalam
Tangki
Mesin Combine yang
besar
Pengangkutan
Pemindahan
ke alat angkut
Pengeringan
mesin pengering
besar
Tempat
Pengolahan Hasil dst
1. Alat panen padi tradisional
Alat panen tradisional dari sejak jaman dahulu hingga kini masih tetap
digunakan oleh para petani untuk memanen padinya. Alat ini sangat
sederhana, yaitu ani-ani dan sabit yang digunakan dengan tenaga tangan.
Oleh karena itu disamping ada beberapa keuntungan , juga banyak kerugian
oleh alat ini.
Alat panen ani-ani terdiri dari dua bagian utama, yaitu pisau dan kayu
genggaman yang juga tempat meletaknya pisau. Sedangkan sabit juga terdiri
dari dua bagian yang sama, hanya perbedaannya dalam bentuk. Gambar 51
diberikan contoh ani-ani dan sabit.
Kelemahan-kelemahan dari penggunaan alat ini adalah :
1. Kebutuhan tenaga orang per hektar banyak
2. Kehilangan gabah pada waktu panen relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan alat mekanis
3. Kenyamanan bekerja rendah
4. Kapasitas kerja rendah
5. Biaya panen perhektar relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alat
mekanis, tapi biaya awal tidak ada.
Sedangkan keuntungannya adalah :
1. Memberikan kesempatan kerja yang banyak kepada para buruh panen
2. Hasil pemotongan gabah dengan ani-ani ini lebih bersifat terpilih
3. Harga alat panen sangat murah, bisa dimiliki oleh setiap petani
Kapasitas kerja panen secara tradisional diukur dengan jumlah orangjam
yang dibutuhkan tiap hektar. Sebagai contoh panen dengan sabit,
kebutuhan orang jam adalah 148 orang jam/Ha untuk memotong dan
mengikat padi. Ini berarti bila panen dengan sabit dilakukan oleh satu orang
pria akan membutuhkan waktu 148 jam, atau sebaliknya bila ada 148 orang
yang memanen dengan sabit, hanya dibutuhkan 1 jam untuk memanen satu
hektar.
Dengan hasil tradisional ini, kehilangan gabah dilapang diperkirakan
berkisar antara 8 sampai 10 persen dari hasil perhektar. Kehilangan ini
diakibatkan oleh gabah yang rontok dari tangkainya atau karena pencucianpencucian
dan terinjak-injak ke dalam tanah. Bila dengan ani-ani padi
dipotong pada 15-20 cm dari ujung malai, sedangkan dengan sabit dipotong
sekitar 10-20 cm dari permukaan tanah.
2. Mesin panen padi reaper
Seperti yang telah diterangkan dimuka bahwa mesin reaper ini
bekerjanya adalah mengait rumpun padi, kemudian memotong dan
selanjutnya dilempar kesebelah kanan mesin diatas permukaan tanah. Setiap
lemparan terdiri dari 3-10 rumpun tanam padi tergantung dari jumlah alur
pemotongan dari mesin. Untuk memudahkan pengangkutan ketempat
perontokan biasanya diikat dulu atau dimasukkan kedalam karung agar tidak
banyak gabah yang hilang karena rontok dari rantainya.
Mesin reaper dioperasikan oleh satu orang dan dibantu 2 orang untuk
mengikat atau mengarungkan. Tenaga motor penggeraknya berkisar antara
2,5 sampai 3 Daya Kuda (DK). Kapasitas kerja dari reaper adalah antara 30-35
jam setiap hektar dengan satu alur pemotongan, sedangkan yang tiga alur
pemotongan berkisar antara 18-20 jam tiap hektar.
Kelemahan dari penggunaan dari mesin ini adalah bagi varietas padi
yang mudah rontok, dimana akan banyak padi yang rontok akibat getaran
atau perlakuan oleh mesin. Kelemahan lainnya adalah biaya awal yang tinggi,
yaitu harga pembeliannya dan harga bahan bakar yang terus meningkat. Akan
tetapi keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut :
1. Kapasitas kerjanya (jam/ha) tinggi
2. Hanya membutuhkan 2-3 orang untuk panen dalam 1 hektar
3. Biaya panen per hektar relatif lebih rendah dibandingkan dengan cara
tradisional.
4. Kehilangan gabah di sawah relatif lebih rendah bagi varietas padi yang
sukar rontok.
5. Dapat dimiliki kelompok tani secara koperasi.
Bagian-bagian utama mesin reaper adalah :
a. Motor bakar :
Jenis motor bakar yang digunakan biasanya motor bakar bensin karena kebutuhan tenaganya
tidak terlalu besar, yaitu 3-5 Daya kuda.
b. Tangan Pengait :
Tangan pengait bekerja secara otomatis, fungsinya adalah untuk mengait/menarik batang
padi kearah pisau pemotong.
c. Pisau pemotong :
Pisau pemotong pada umumnya berupa pisau berputar dan berbentuk lingakaran dimana
tepinya bergerigi (seperti gergaji) tajam.
Penajaman pisau pemotong perlu dilakukan bila sudah bekerja sekitar 300-
600 jam kerja memotong.
d. Pelempar otomatis :
Bagian ini tugasnya melempar sejumlah padi yang terpotong dari tempat pengumpulan.
Proses pelemparan berjalan secara otomatis setelah padi yang terpotong terkumpul pada
ukuran tertentu.
e. Roda
Mesin potong Reaper dengan nama bagian-bagiannya diberikan pada
Gambar 52. Karena kerja dari Reaper hanya memotong dan melempar,
kadang-kadang disebut ”mesin tuai dan pelempar padi”.
3. Mesin padi binder
Prinsip kerja mesin binder lebih tinggi sedikit dari mesin reaper. Mesin
binder bekerja selain memotong padi, juga mengikat dan selanjutnya
melempar. Baik konstruksinya maupun ukurannya berbeda dengan mesin
reaper, sehingga harganyapun lebih mahal. Akan tetapi, kapasitas kerjanya
lebih tinggi dari reaper. Mesin binder dengan pemotongan satu jalur (motor
3,5 DK) mampu mengerjakan panen 10-20 jam tiap hektar. Sedangkan yang
lebar jalur pemotongan 2 jalur dan tenaga 5 DK, kapasitas kerjanya 5-10 jam
tiap hektar. Mesin lain yang bertenaga 12 DK dan lebar pemotongan 1,27 m,
memerlukan waktu sebanyak 4 jam untuk ukuran petakan 180 x 25 m (= 0,45
hektar).
Mengenai kelemahan dan keuntungan sama dengan mesin reaper.
Hanya kelebihannya adalah sudah diikat dan kapasitas kerjanya lebih tinggi.
lengkap dengan bagian-bagian utamanya. Sedangkan pada Gambar
menunjukkan sebuah mesin binder sedang beroperasi di sawah. Mesin binder,
juga disebut sebagai ”mesin tuai dan pengikat padi”.
Bagian-bagian utama dari mesin binder adalah:
a. Motor bakar :
Motor bakar ini berfungsi sebagai tenaga penggerak dari keseluruhan mekanisme mesin.
Besarnya tergantung dari besar-kecilnya mesin Binder, misalnya untuk yang lebar
pemotongannya satu jalur hanya bertenga 3,5 Dk dengan bahan bakar bensin. Jenis lainya
yang lebih besar dengan lebar pemotongan 1,27 meter, tenaga motornya 12 DK dari jenis
Diesel (bahan bakar solar).
b. Pisau Pemotong :
Bentuk pisau pemotong pada mesin Binder kebanyakan berbentuk pisau
dari mesin cukur rambut. Pisau ini terdiri dari pisau, kedudukan pisau,
guard untuk pisau (Gambar 56). Bagian yang disebut guard bersifat diam
sedangkan pisau bergerak secara horizontal. Panjang dari pisau pemotong
tergantung dari kebutuhan leabar pemotongan yang diinginkan. Pisau
pemotong perlu dibersihkan dan ditajamkan setiap setelah 500-1000 jam
kerja memotong.
c. Jari Penarik :
Jari-jari penarik ini bertugas untuk mengait dan menarik batang padi kearah pisau pemotong.
Bagian ini dibantu oleh bagian perintis pembuka jalan diantara rumpun-rumpun padi
sehingga membantu pengumpulan batang padi kearah pisau pemotong.
d. Tempat Pengumpulan :
Tempat pengumpulan dibuat untuk menampung batang padi yang sudah terpotong. Padi yang
sudah terpotong dibawa oleh pita penjepit dan kemudian dikumpulkan pada tempat ini,
sampai pada jumlah tertentu.
e. Tali Pengikat dan Tangan Penolak :
Setelah padi yang terpotong terkumpul mencapai jumlah yang tertentu (ukuran sudah
ditetapkan dari pabrik), maka secara otomatis tali mengikat dan tali diputus kemudian ikatan
tersebut ditolak oleh tangan penolak. Tangan penolak bertugas menolak/melempar ikatanikatan
padi kepermukaan tanah. Dengan demikian dalam panenan ini akan terlihat ikatanikatan
padi diatas tanah secara teratur yang selanjutnya tinggal mengumpulkan dan
mengangkut untuk dirontok.
f. Roda
4. Mesin panen padi mini combine
Berbeda dengan dua mesin sebelumnya, mesin panen mini combine ini
bekerja pada sampai pengarungan gabah yang sudah lepas dari malainya, dan
gabah ini sudah bersih dari kotoran dan gabah hampa. Dengan demikian
urutan yang dilakukan oleh mesin jenis ini adalah memotong, merontok,
membersihkan dan mengarungkan, sehingga gabahnya tinggal dibawa
ketempat pengeringan untuk diturunkan kadar airnya sampai pada kering
giling. Sebuah mesin mini combine yang sedang beroperasi diperlihatkan pada
Ukuran dari mesin combine ditentukan dari berapa lebar
pemotongannya (jumlah jalur pemotongan). Jumlah jalur pemotongannya
adalah dari 2 sampai 4 jalur tanam padi. Demikian dari tenaga motor
penggeraknya juga lebih tinggi dari mesin reaper dan binder, yaitu antara 10
sampai 25 DK. Untuk mesin mini combine yang lebar pemotongan 4 jalur,
tenaga motor penggeraknya sekitar 25 DK. Dengan satu orang operator dan
satu orang pengatur pengarungan dapat naik diatasnya (Gambar 58).
Perbedaan utama mesin mini combine dengan mesin reaper dalam
bagian-bagian utamanya adalah bahwa pada mesin ini dilengkapi dengan
mesin perontok gabah dan pembersih gabah. Selain dari pada itu, juga dari
mesin ini tidak ada mekanisme tali pengikat. Karena batang padi yang
terpotong langsung dibawa dan dijepit kebagian perontok, dimana gabah yang
telah rontok diteruskan kebagian pembersih dengan sistem hembusan oleh
kipas, sedang batang, daun dan gabah hampa dibuang ke atas permukaan
tanah.
Karena untuk mempermudah perjalanan diatas permukaan tanah yang
umumnya basah, pada mesin mini combine roda yang digunakan adalah roda
rantai (seperti kendaraan yang dimiliki Militer ”tank”). Roda rantai ini disebut
juga roda ”crawler” yang memiliki tingkat flesibilatas dan cengkraman yang
tinggi untuk segala keadaan tanah.
Pada Gambar 58 diberikan dua contoh jenis mesin mini combine yang
lebar pemotongannya 2 dan 4 jalur.
5. Mesin padi combine
Pada prinsipnya mesin combine ini sama dengan mesin Mini Combine,
hanya yang berbeda adalah ukuranya yang besar dan beberapa konstruksi.
Pada mesin combine gabah yang sudah bersih ditampung pada tempat
penampung yang disebut tangki gabah yang isinya dapat menampung 3-5 ton
gabah bersih. Jadi proses yang dikerjakan pada mesin combine adalah
pemotongan, perontokan, pembersihan dan penampungan dalam tangki
gabah. Lebar pemotongannya dapat berkisar antara 4-5 meter dengan
kapasitas kerja sekitar 2 sampai 4 jam per hektar.
Karena ukurannya yang besar maka mesin jenis ini hanya banyak
digunakan pada perusahaan-perusahaan besar atau benih yang besar atau
yang merupakan suatu pusat perusahaan padi yang luas (rice estate). Dalam
pemakaian mesin ini, untuk memperoleh efisiensi kerja yang optimum, maka
luas petakan antara 5-12 hektar.
Pada Gambar 59 dapat dilihat bentuk dan kontruksi bagian dalam mesin
combine untuk memanen padi atau hasil yang berbentuk biji-bijian lainnya.
Bagian-bagian utama dari mesin combine adalah :
1. Reel
2. Pisau pemotong
3. Auger
4. Konveyor kanvas
5. Silinder perontok
6. Unit pembersih/pemisah
7. Konveyor mangkuk
8. Kipas penghembus kotoran
9. Tangki gabah
10. Konveyor scerew
11. Roda
Fungsi dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
1. Reel : fungsinya menarik/mengait batang tanaman padi dari posisi tegak
kearah pisau pemotong.
1. Auger dan konveyor kanvas : fungsinya mengumpulkan batang padi yang
sudah terpotong kearah tengah dimana terdapat konveyor kanvas.
Konveyor kanvas ini selanjutnya membawa padi ini ke bagian Perontokan
(lihat Gambar 59 A dan B).
2. Silinder perontok :bagian ini fungsinya merontokkan (melepaskan) butiran
gabah dari malainya gabah dari batang yang baru masuk. Gabah yang
masih belum terpisah dari malainya yang masih terkumpul dari hasil
penyaringan dibawa kembali oleh konveyor mangkok kebagian perontok
untuk dirontokkan kembali.
3. Unit pembersih/pemisah : bagian ini berfungsi untuk membersihkan padi
yang telah rontok dari potongan batang, daun, malai dan benda asing
lainnya. Proses pemisahan dan pembersihan ini berlangsung beberapa
tahap penayaringan dan penampian (lihat Gambar 59 A).
4. Konveyor mangkok dan konveyor screw : konveyor mangkuk berfungsi
membawa bahan (butiran gabah) ke bagian atas, sedangkan Konveyor
screw membawa bahan (butiran gabah) dalam arah horizontal.
Faktor-faktor penting
Dalam mempertimbangkan kegiatan panenan perontokan padi, ada
beberapa ciri dari padi dan faktor lingkungan yang penting dan perlu
diperhatikan.
1. Derajat kekuatan, panjang dan ketahanan dari jerami. Ciri-ciri ini sangat
mempengaruhi terhadap proses pemotongan dan pengiriman dengan alat
konveyor. Jerami yang kaku dan keras dapat mengakibatkan kemacetan,
dalam pemotogan dan pengaliran keperontok, jika panenan ini dilakukan
oleh mesin. Begitu juga besar pengaruhnya bagi perontokan oleh silinder
perontok. Jerami yang panjang dapat memudahkan perontokan secara
manual, akan tetapi dalam mesin perontok dalam mesin panen akan
menyebabkan kemacetan dan kebutuhan tenaga yang lebih besar untuk
memprosesnya.
2. Varietas padi. Varietas padi yang mudah rontok merupakan masalah dalam
hal panenan dengan mesin. Hal ini karena getaran dan ketumpulan dari
pisau pemotong, serta perlakuan lainnya dari mesin dapat menyebabkan
rontoknya gabah dari malainya.
3. Ukuran, kadar air dan ketahanan biji-bijian (contoh: gabah). Faktor
ukuran biji-bijian menentukan ukuran lubang-lubang dari concave dari
perontok, sedangakan kadar air besar pengaruhnya terhadap rendemen
beras utuh. Gabah yang kandungan airnya tinggi (banyak kandugnan
airnya) dapat menyebabkan tingginya persentase gabah yang pecah atau
rusak karena pukulan dalam unit perontok. Ketahanan biji-bijian terhadap
perlakuan yang diberikan oleh bagian-bagian dari mesin dapat
mempengaruhi mutu dari biji-bijian.
4. Iklim. Musim hujan dan musim kering sangat mempengaruhi kadar air dari
gabah dan jerami. Kadar air gabah menentukan waktu panen yang tepat.
Sedangkan kadar air jerami besar pengaruhnya dalam proses perontokan
dan pemotongan oleh pisau.
5. Keadaan Lapang (sawah). Terutama dalam pemakaian mesin panen,
kandungan air dari tanah perlu dipertimbangkan. Tanah yang kering akan
menahan efisiensi kerja dari mesin panen, sedangkan tanah yang
berlumpur sering menyebabkan kemacetan operasi sehingga kapasitas
kerjanya rendah.
6. Tingkat kemajuan wilayah dan sosial, yang berkaitan dengan penerapan
alat dan mesin pertanian (mekanisasi pertanian) dan kemungkinankemungkinan
pengenalan teknologi baru.

1 komentar:

ANDRAINO ADAMS mengatakan...

Artikel bagus, Pernahkah Anda mendengar LFDS (Le_Meridian Funding Service, Email: lfdsloans@outlook.com --WhatsApp Contact: +1-9893943740--lfdsloans@lemeridianfds.com) adalah ketika layanan pendanaan AS / Inggris mereka memberi saya pinjaman $ 95.000,00 untuk memulai bisnis saya dan saya telah membayar mereka setiap tahun selama dua tahun sekarang dan saya masih memiliki 2 tahun lagi walaupun saya senang bekerja dengan mereka karena mereka adalah Pemberi Pinjaman asli yang dapat memberi Anda segala jenis pinjaman.

Posting Komentar